Hubungan Pemanasan Global Terhadap Banjir
Pemanasan
global yang terjadi di bumi berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca
dan iklim bumi. Pola curah hujan semakin sering berubah dan sulit diprediksi
sehingga menyebabkan banjir di suatu daerah tetapi kekeringan di daerah lain. Perbedaan
antara banjir yang pernah terjadi selama beberapa puluh tahun lalu dengan
banjir yang sekarang terjadi adalah pada dimensi penyebab dan akibat banjir
tersebut. Dahulu penyebab utama banjir adalah faktor alam. Sedangkan sekarang penyebab
banjir menjadi semakin kompleks, bukan hanya faktor alam, tetapi faktor sosial
ekonomi dan budaya. Penyebab banjir menjadi lebih besar yaitu akibat adanya perkembangan
industri yang menyebaban pemanasan global dengan bertambahnya gas rumah kaca di
atmosefer serta kawasan pemukiman yang tidak tidak didukung dengan teknologi
pengendalian banjir yang memadai.
Menurut
IPCC (1995) Pengamatan pada salah satu gas rumah kaca yang terbesar ditemukan
di atmosfer yaitu karbondioksida sejak tahun 1950 menunjukkan peningkatan, akan
tetapi selama periode 1991-1993 tingkat kenaikan dari C02 per tahun melambat
secara substansial (level 0,5 ppmv /tahun dari lebih dari 1,5 ppmv/yr). Akan
tetapi saat ini menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan karbondioksida meningkat
pesat terutama pada tahun 2012. Peningkatan kadar karbondioksida di atmosfer
akan berakibat pada peningkatan suhu. Suhu yang lebih tinggi dan curah hujan
dapat meningkatkan fotosintesis dan pertumbuhan tanaman sehingga meningkatkan
karbondioksida penyimpanan dalam vegetasi hidup dan sampah (negatif umpan
balik). Sebaliknya, penyimpanan karbondioksida dalam tanah cenderung menurun
dengan meningkatnya suhu akibat peningkatan tingkat dekomposisi (umpan balik
positif ). Saat karbondioksida memasuki atmosfer, suhu akan meningkat, memicu
peningkatan penguapan air ke atmosfer. Peningkatan kelembapan ini akan memicu
hujan yang semakin deras dan semakin ekstrem.
Beberapa
penelitian menyebutkan adanya pemanasan global sedikit banyak akan berdampak
pada perubahan iklim dunia. Pada penelitian lain, variasi iklim sebagian besar
dipicu oleh El Nino (fenomena cuaca tropis yang menghangatkan permukaan samudra
pasifik timur) menyebabkan peningkatan suhu lokal dan perubahan pola dan curah
hujan yang independen, di luar pengaruh pemanasan global. Akan tetapi beberapa
ahli berhasil menemukan pola yang bisa mensimulasikan baik efek pemanasan
global maupun El Nino yang menyatakan bahwa curah hujan ekstrem yang sensitif
terhadap perubahan iklim, ternyata juga sensitif terhadap pemanasan global.
Sehingga ditemukan keterkaitan antara curah hujan tropis yang ekstrem dengan
perubahan temperatur dari tahun ke tahun dan perubahan iklim dalam jangka
panjang.
Menurut
beberapa penelitian apabila suhu bumi naik 1 derajat Celsius, hujan ekstrem di
wilayah tropis akan bertambah ekstrem sebesar 10%. Sehingga pemanasan global
memiliki pengaruh besar pada peningkatan intensitas hujan di wilayah tropis.
Selain curah hujan yang sudah cukup tinggi di daerah tropis ditambah efek dari
pemanasan global maka curah hujan akan berlipat semakin tinggi. Meningkatnya
curah hujan pada wiayah tropis lebih besar dibandingkan wilayah lainnya.
Sehingga risiko kejadian banjir juga semakin tinggi.
Meningkatnya
suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem
lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah
kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga
akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan
terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Selain itu, aktivitas manusia berupa penebangan
hutan yang semakin meluas di berbagai negara mengakibatkan banyak pencemaran
udara dan akhirnya terjadilah efek rumah kaca yang membuat suhu bumi jadi
meningkat. Akibat suhu bumi yang meningkat, es di kutub banyak mencair. Akibat
es kutub banyak yang mencair, luas lautan mejadi lebih lebar yang membuat
penguapan air yang terjadi menjadi semakin lebih banyak. Saat semakin
banyak air yang meguap ke awan, saat terjadi kondensasi kadar curah hujan akan menjadi
lebih tinggi. Ditambah dengan jumlah pohon yang sangat sedikit, penyerapan air
ke tanah akan semakin berkurang dan pada akhirnya terjadi banjir.
Apabila
suhu atmosfer mengalami peningkatan, lapisan permukaan lautan juga akan
menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan
laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar
Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di
seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan
para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi)
pada abad ke-21 (IPCC, 1995).
KESIMPULAN DAN SARAN
Penyebab terjadinya pemanasan global
adalah gas rumah kaca (karbondioksida, metana, nitriokside, uap air) yang dapat
terbentuk secara alami oleh alam dan dapat juga terbentuk akibat aktivitas
manusia. Konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer mengalami peningkatan yang
signifikan terutama karena aktivitas manusia merusak keseimbangan lingkungan
dan belum optimalnya kegiatan mitigasi yang dilakukan oleh manusia. Pemanasan global
sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan curah hujan. Peningkatan curah
hujan tersebut tersebut akan meningkatkan risiko terjadinya bencana banjir.
Risiko kejadian banjir akan semakin meningkat dengan semakin sedikitnya jumlah
pohon karena berakibat pada melemahnya daya serap air yag masuk ke dalam tanah.
Saran
yang dapat penulis sampaikan antara lain:
1. Kepada
masyarakat
Hendaknya masyarakat menjaga dan
merawat lingkungan serta memiliki
kesadaran untuk mengantisipasi adanya dampak pemanasan global agar banjir dapat
dihindari.
2. Kepada
pemerintah
Hendaknya pemerintah bersama
masyarakat maupun bersama beberapa instansi yang terkait mampu memberikan
kontribusi dalam mencegah dan menghadapi dampak pemanasan global. Pemerintah
juga harus memberikan solusi yang terbaik dalam masalah ini, seperti mencari
solusi agar penggunaan bahan bakar fosil bisa dapat diminimalisasi atau
disubtitusi dengan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan, mencegah
adanya kebakaran hutan dan penebangan liar. Sehingga angka kejadian banjir
dapat berkurang.
3.
Kepada lembaga terkait
Hendaknya lembaga terkait dapat
menggalakkan tanam sejuta pohon sebagai salah satu tindakan mitigasi agar
bencana banjir dapat dikurangi.
DAFTAR PUSTAKA
BPS.
2009. Grafik curah hujan Indonesia. [http://www.bps.go.id]
Cambridge
Dictionaries Online. 2013. Definition of Greenhouse Effect. [http://www.dictionary.cambridge.org]
Enviromental
National Geographic. 2008. Global Warming, [http://environment.nationalgeographic.com/environment/global-warming/]
Intergovernmental Panel on Climate
Change. 2010. Climate Change 1995 The
Science of Climate Change. Cambridge of University Press, Inggris.
International
Disaster Database, 2013. [http://www.preventionweb.net
/english/hazards/statistics/?hid=62]
J. Hansen, M. Sato, R. Ruedy. 2013.
Gistemp Summary Global Temperature Update Through 2012. Journal Geophys.
Kementerian Kelautan dan Perikanan
RI. 2009. Proyeksi Kenaikan air laut. [http://kkp.go.id]
Millennium
Ecosystem Assessment. 2009. Millennium Ecosystem Assessment Report.
National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA). 2012. Greenhouse Gases. [http://ncdc.noaa.gov/cmb-faq/greenhouse-gases.php]
National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA). 2013. Greenhouse Gases. [http://www.srh.noaa.gov/hgx/?n=severe_weather_awareness_flashflood]
Oxford
Dictionaries Online. 2013. Definition of Greenhouse Effect. [http://www.oxforddictionaries.com]
Ridwan dan N. Chazanah. 2013.
Penanganan Dampak Perubahan Iklim Global pada Bidang Perkeretaapian Melalui
Pendekatan Mitigasi dan Adaptasi. Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa
SipilJurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil. Vol. 20 No. 2 Agustus
2013.
Riyanti.
2007. Strategi mengatasi Pemanasan Global. Jurnal Unimus Vol.3, No.2.
WHO.
[http://www.who.int/hac/techguidance/ems/floods/en/]