Faktor
Risiko Pemanasan Global
Pemanasan
global tidak serta merta terjadi dengan sendirinya akan tetapi terjadi karena
adanya faktor yang menyebabkan timbulnya pemanasan global. Penyebab pemanasan
global adalah adanya efek rumah kaca. Efek rumah kaca menurut kamus oxford dan
cambridge didefinisikan sebagai panas matahari yang terperangkap di bagia bawah
atmosfer bumi karena radiasi matahari pada frekuensi cahaya tampak sebagian
besar melewati atmosfer untuk menghangatkan permukaan bumi dan kemudian
memancarkan energi pada frekuensi yang lebih rendah dari radiasi inframerah akibat
adanya peningkatan jumlah karbondioksida, metana, ozon, dan uap air (gas rumah
kaca) di atmosfer yang menyebabkan suhu permukaan bumi mengalami peningkatan.
Peningkatan suhu permukaan bumi ini akan berbahaya apabila gas rumah kaca
mengalami peningkatan yang tidak terkontrol.
Efek rumah kaca
sebenarnya sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi untuk
hidup dan bertahan hidup. Efek rumah kaca berperan penting untuk menghangatkan
bumi menurut Wikipedia (2013) dengan suhu rata-rata sebesar 15°C (59 °F) bumi
sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada
efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh
permukaan bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas rumah kaca tersebut telah
berlebihan di atmosfer, akan berbahaya karena dapat mengakibatkan pemanasan
global.
Gas rumah kaca
menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) merupakan gas
yang memungkinkan sinar matahari langsung (energi gelombang pendek) untuk
mencapai permukaan bumi tanpa hambatan. Energi gelombang pendek (cahaya tampak
dan ultraviolet dari spektrum) akan memanaskan permukaan bumi, sedangkan energi
gelombang panjang (inframerah) akan dipantulkan kembali ke atmosfer. Gas rumah
kaca mengikat energi ini, sehingga inframerah tersebut terperangkap di bagian
bawah atmosfer. Gas rumah kaca terjadi secara alami di atmosfer, seperti karbon
dioksida, metana, uap air, dan nitrous oxide, sementara gas lainnya adalah
sintetis. Gas sintetis tersebut adalah buatan manusia diantaranya chlorofluorocarbons
(CFC), hidrofluorokarbon (HFC) dan Perfluorocarbons (PFC), serta sulfur
heksafluorida (SF 6).
National
Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA, 2009) memaparkan emisi gas rumah
kaca pada tahun 2003 dapat dilihat pada Gambar 2.3. Lima sector tertinggi
penyumbang gas rumah kaca adalah pembangkit listrik sebesar 21.3% kemudian dari
proses industri sebesar 16.8%. Gas buangan dari transportasi menyumbang 14% dan
bahan bakar fosil sebesar 11.3%. Sedangkan pada sector pertanian 12.5%. Gas
rumah kaca yang dihasilkan adalah karbondioksida, metana, dan nitrosoksida.
Jenis gas terbesar yang dihasilkan adalah karbondioksida sebesar 72%.
Gambar 2.4. Trend global gas rumah kaca tahun
1976-2003 (NOAA, 2009)
Gambar 2.3.
Emisi gas rumahkaca berdasarkan sektor penghasilnya tahun 2012 (NOAA, 2009)
Berdasarkan
Gambar 2.4. Dapat dilihat konsentrasi gas rumahkaca mengalami peningkatan dari
tahu ke tahun secara signifikan. Kecuali pada CFC-11 mengalami penurunan di
tahun 1992, hal ini disebabkan oleh emisi gas CFC-11 paling berbahaya sehingga
dalam penggunaanya sudah mulai dibatasi dan digantikan jenis CFC lainnya yang
memiliki dampak lebih kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar